Selasa, 20 Juni 2017
teori belajar dalam psikologi Humanistik
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu penegtahuan
yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara melakukan sesuatu, dan
juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan. Sementara
pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang digunakan
untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan,
kebiasaan, sikap, dan sebaginya.
Dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah
sebuah pengetahuan tentang kejiwaan peserta didik dalam mengikuti proses
belajat mengajar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian teori belajar Humanistik ?
2.
Apa saja aplikasi yang termasuk dalam teori Humanistik ?
3.
Bagaimana pendekatan Humanistik ?
C.
Tujuan Penulis
1.
Mengetahui penegrtian Teori belajar Humanistik.
2.
Mengetahui pandangan teori-teori yang termasuk dalam pandangan teori
Humanistik
3.
Menegtahui bagaimana pendekatan
Humanistik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori-Teori Belajar dalam Psikologi Humanistik
1.
Pengertian Teori Belajar Humanistik
Perhatian psikologi Humanistik yang terutama tertuju
pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh
maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka
sendiri. Menurut para pendidik aliran Humanistik penyusunan dan penyajian
materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.
Tujuan utama pendidik ialah membantu si siswa
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal
diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
Dalam
teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.[1]
Psikologi Humanistik adalah paham yang mengutamakan
manusia sebagai mahkluk keseluruhan. Mereka tidak setuju dengan
pendekatan-pendekatan lain yang memandang manusia hanya dari salah satu aspek
saja, apakah itu hanya dari persepsinya(gestalt), refleksnya (behaviorisme),
kesadarannya (kognitif), maupun alam ketidak sadarannya saja(psikoanaisis).
Manusia haru dilihat sebagai totalitas yang unik, yang mengandung semua aspek
dalam dirinya dan selalu berproses untuk menjadi dirinya sendiri. [2]
B.
Tokoh-tokoh Humanistik
Aplikasi teori belajar Humanistik ada tiga
yaitu,Arthur Comb, Maslow, dan Gagne.
1.
Combs
Combs dan kawan-kawan menyatakan bahwa apabila kita
ingin memahami perilaku orang kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang
itu. Apabila kita ingin mengubah keyakinan atau pandangan orang itu, perilaku
dalamlah yang membedakan seseorang dari yang lain. Combs selanjutnya mengatakan
bahwa perilaku buruk itu sesungguhnya tidak lain hanyalah dari ketidakmauan
seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.
Cotohnya seperti : apabila seorang guru mengeluh bahwa
siswanya tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu, ini sesungguhnya
berarti bahwa siswa itu tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu yang
dikehendaki oleh gutu itu. Apabila guru itu memberikan aktivitas yang lain,
mungkin sekali siswa akan memberikan reaksi yang positif.
Combs memberikan lukisan “persepsi diri” dan “persepsi
dunia” seseorang seperti dua lingkaran (besar atau kecil) yang bertitik pusat
satu. Lingkaran kecil adalah gambaran dari “persepsi diri” dan lingkaran besar adalah
“persepsi dunia”. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari “persepsi diri” makin
berkurang pengaruhnya pada individu dan makin dekat peristiwa-peristiwa itu
dari “persepsi diri” makin besar pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi hal-hal
yang mempunyai sedikit hunungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
2.
Abraham Maslow
Teori didasarkan atas asumsi bahwa didalam diri kita ada dua hal:
a. Suatu usah yang positif untuk berkembang.
b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai
perasaan takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil
kesempatan, takut membahyakan apa yang sudah ia miliki dan sebaginya. Tetapi
mendorong untuk maju kearah keutuhan, keunikan diri, kea rah berfungsinya semua
kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu
juga ia dapat menerima diri sendiri(selft).
Maslow menjadi
terkenal karena teori motivasinya, yang tercermin dalam bukunya “Motivation
dan Personality”. Ia mengajukan teori tentang hierarchy of needs. Kebutuhan-kebutuhan
atau needs ini adalah:
1) Kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
2) Kebutuhan akan rasa aman (the safety needs)
3) Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki (the
belongingness and love needs)
4) Kebutuhan akan penghargaan (the esteem needs)
5) Kebutuhan untuk aktualisasi diri (the needs for
self-actualization)
Menurut Malow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu
lebih memusatkan perhatianya pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi harus
mempelajari manusia bukan sebagai tanah liat yang pasif, yang ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan dari luar, tetapi manusia adalah makhluk yang aktif,
menentukan geraknya sendiri, ada kekuatan dari dalam yang menentukan
perilakunya.
Hierarki kebutuhan manusia menurut Malow ini mempunyai
implikasi yang penting yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu ia mengajar
anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar tidak mungkin
berkembang kalau kebutuhan dasar si siwa belum terpenuhi.[3]
3.
Robert Gagne
Teori pembelajaran yang dikemukakan oleh Gagne disebut
teori pemrosesan informasi (information processing theory). Gagne
berpendapat dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan
keluaran dalam bentuk pembelajaran. Dalam pemrosesan informasi itu terjadi
interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal
individu. Kondisi internal ialah keadaan di dalam diri individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil pembelajaran, dan proses kognitif yang terjadi dari dalam
individu selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kondisi eksternal
ialah berbagai rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam
proses pembelajaran.
Pringkat proses pembelajaran menurut teori Gagne
terjadi melalui delapan fase yaitu:
1. Fase motivasi
Yaitu fase awal individu memulai pembelajaran dengan
adanya dorongan untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu.
2. Fase pemahaman
Yaitu fase dimana individu menerima dan memahami
rangsangan berupa informasi, yang diperoleh dalam pembelajaran.
3. Fase pemerolehan
yaitu afase dimana individu memersepsi segala informasi
yang samapai pada dirinya.
4. Fase penahanan.
Yaitu fase untuk menahan hasil pembelajaran, yaitu
agar dapat dipakai untuk jangka panjang. Dengan proses ini maka hasil pembelajaran
dapat digunakan sewaktu-waktu bila diperlukan.
5. Fase penahanan
Yaitu fase untuk mengeluarkan kembali informasi yang
telah disimpan. Pengeluaran ini terjadi apabila ada rangsangan untuk
menegluarkanya. Misalnya pertanyaan dalam ujian merupakan rangsangan untuk
mengeluarkan informasi yang telah disimpan beberapa waktu lamanya.
6. Fase generalisasi
Yaitu fase di mana individu akan menggunakan hasil
pembelajaran yang telah dimiliki untuk suatu keperluan tertentu.
7. Fase perlakuan
Yaitu fase perwujudan perubahan perilaku individu
sebagai hasil pembelajaran.
8. Fase umpan balik.
Yaitu
fase dimana individu memperoleh umpan balik(feedback) dari perilaku yang telah
dilakukannya. Dengan perilaku yang ditunjukan sebagi hasil pembelajaran,
mungkin individu akan memperoleh sesuatu yang menyenangkan atau yang kurang
menyenangkan.[4]
C.
Pendekatan Humanistik.
Pendekatan ini berpendapat manusia bukan hanya sekedar
wayang, yang sibuk mencari identitas, namun ia juga berupaya mencari makna,
baikn makna kehidupanya, makna kehadirannya di lingkungan, serta apa yang dapat
diberikannya kepada lingkungan.
Psikologi Humanistik menekankan kreativitas, vasilitas
emosi, euntentisitas, dan pencarian makna di atas kepuasan materi.
Psikologi Humanistik bertumpu pada tiga dasar pijakan,
yaitu:
1.
Keunikan manusia.
2.
Pentingnya nilai dan makna
3.
Kemampuan manusia untuk mengembangkan diri.
Jadi, pendekatan ini menilai manusia tidak digerakan
oleh kekuatan luar yang tidak dapat dikontrolnya, tetapi manusia adalah pemeran
yang mampu mengontrol nasib sendiri dan mampu mengubah dunia di sekelilingnya.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perhatian psikologi Humanistik yang terutama tertuju
pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh
maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka
sendiri.
Tujuan utama pendidik ialah membantu si siswa
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal
diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
Tokoh-tokoh Humanistik
1.
Combs
Combs dan kawan-kawan menyatakan bahwa apabila kita
ingin memahami perilaku orang kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang
itu.
2.
Maslow
Teori didasarkan atas asumsi bahwa didalam diri kita ada dua hal:
a.
Suatu usah yang positif untuk berkembang.
b.
Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
3.
Robert Gagne
Gagne berpendapat dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk pembelajaran.
DAFTAR PUSAKA
-
M.Dalyono, 2015, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
-
Sarwono, Sarlito Wirawan, 2010, Pengantar Psikologi Umum, jakarta:
RajaGrafindo Persada
-
Surya,Mohammad, 2014, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi, Bandung:
Alfabeta
-
Fitriyah, Lailatul, 2014, Mohammad Jauhar,Pengantar Psikologi Klinis,
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Langganan:
Postingan (Atom)